Jumat, 10 April 2020

Philosophy of Science (Bagian 4 dari 4)


[ CATATAN: Semoga terjemahan bebas buku philosophy of science berikut dapat menjadi salah satu referensi yang bermanfaat dalam memahami buku tersebut dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. ]

Kesimpulan
Penulis menganjurkan dengan kuat bahwa pandangan optimistis mengenai metode ilmiah adalah salah. Tidak ada metode unik yang mencirikan ilmu pengetahuan, menjelaskan kesuksesan, dan secara umum dapat diaplikasikan. Sejauh ini ada metode produksi pengetahuan di dalam ilmu pengetahuan, dan ada banyak dari mereka, mereka cenderung spesifik dalam aplikasinya dan ditemukan a posteriori.
Lebih lanjut, jika kita berpikir metode-metode sebagaimana dijelaskan pada chapter 7, sebagai yang dapat diandalkan atau dimungkinkan dapat diandalkan dalam proses pembentukan kepercayaan, metode-metode tersebut ditambahkan dengan aturan, prinsip, sikap perilaku, preferensi, dan nilai yang mana meski tidak bisa disebut sebagai metode, namun demikian memberikan kita petunjuk dan menolong secara langsung terhadap formasi kepercayaan. Pada sisi lain, tes litmus secara jelas suatu metode yang mana, sebagaimana terjadi, adalah dapat diandalkan untuk tujuan tersebut. Di sisi lainnya, kita memiliki preferensi-preferensi seperti preferensi untuk kuantitatif diatas secara murni teori kualitatif. Hal ini bukan merupakan suatu metode atau proses dari pembentukan kepercayaan, tetapi secara jelas ia ikut berkontribusi dalam pembentukan kepercayaan. Perlu menambahkan bahwa meski preferensi ini adalah satu nilai yang mana kesatuan yang ditemukan adalah a posteriori. Kita dapat memiliki suatu dunia yang dapat dimiliki yang mana hukum adalah kualitatif: sebagaimana terjadi kita tidak, dan ini adalah sesuatu yang kita harus temukan.
Penulis menduga bahwa pandangan optimistis, atau sesuatu seperti itu, adalah bagian yang mengendarai permasalahan Hume. Jika satu berpikir ada suatu metode ilmiah yan unik, lalu jika satu ditanya apa yang dapat membenarkan penggunaan metode ini, permasalahan Hume segera akan muncul. Tetapi jika satu meliputi suatu aturan yang luas dari metode dan prinsip yang mana mereka dengan sendirinya dibenarkan atau ditemukan oleh metode lain, maka permasalahan Hume, tidak dieliminasi, adalah kurang mendesak. Penulis menganjurkan secara kuat pada chapter 5 bahwa cara di dalam permasalahan Hume secara tipekalnya adalah suatu yang salah arah, di dalamnya ia mensugesti bahwa ada beberapa prosedur penarikan kesimpulan tunggal atau induksi yang berhak mendapatkan pembenaran. Secara bersamaan, di dalam chapter ini, Penulis menganjurkan secara kuat bahwa tidak ada metode ilmiah. Dua ide ini berkontribusi pada satu tesis umum di dalam buku ini, bahwa adalah kesalahan untuk mencoba dan menemukan model dari penjelasan, induksi, konfirmasi dan lainnya.  Pendekatan kita pada hal-hal ini harus, di dalam prinsip jika tidak di dalam praktek, holistik. Hal ini mengikuti dari fakta bahwa konsep hukum kita adalah holistik.
Paling dekat kita dapat memiliki deskripsi, jika tidak suatu model, dari penarikan kesimpulan induktif adalah inference to the best explanation. Proposal umum menghormati apa yang prinsip-prinsip pilihan teori harus (Lakatos dan Newton Smith) dapat dilihat sebagai manifestasi dari inference to the best explanation, dimana banyak dari apa yang Kuhn katakan benar-benar terjadi dapat diinterpretasikan dengan cara yang sama. Klaim ini tidak mengurangi dari paragraf sebelumnya. Inference to the best explanation  itu sendiri adalah sesuatu yang holistik. Aplikasi aktual apapun dari  Inference to the best explanation akan membutuhkan pengalaman dan pengetahuan di dalam pembentukan kemungkinan penjelasan yang sesuai. Mereka juga akan dibutuhkan dalam memutuskan apa yang terbaik dalam persaingan penjelasan.
Inference to the best explanation harus menjadi holistik karena konsep kita mengenai hukum adalah holistik. Hal ini mengapa kita tidak bisa mengira untuk memiliki model dari penjelasan (explanation) dan konfirmasi (confirmation). Mengetahui apa itu hukum dan apa fakta yang mereka jelaskan secara bersamaan. Pada satu waktu kita hanya dapat melihat beberapa fakta dan hanya beberapanya merupakan contoh dari hukum alam. Teori-teori terbaik kita adalah suatu usaha/percobaan untuk mencocokan fakta-fakta ini ke dalam pola yang terbaik merefleksikan apa yang yang kita kira suatu hukum - menentukan dunia seperti apa. Tetapi tidak ada satu yang dapat melihat pada keseluruhan fakta yang kita ketahui dalam maksud untuk mengatur/menyusun mereka. Terlepas dari menjadi suatu tugas herculean, selalu tidak mungkin untuk tahu apa yang kita tahu. Di dalam praktek, kita harus memulai dari dimana yang lainnya bersikap. Tetapi kita tidak disalahkan banyak untuk berharap bahwa mereka memiliki hal-hal yang benar. Kesuksesan mereka mempengaruhi kita untuk berpikir bahwa mereka memiliki, tetapi kegagalan kemajuan dalam menghadapi anomalies dapat memaksa para ilmuwan jenius untuk mengambil sesuatu lebih luas, pandangan yang lebih daripada apa yang sampai dengan sekarang mungkin. Suatu revolusi mungkin terjadi sebagai kemunduran ilmu pengetahuan dan memformulasikan ulang beberapa doktrin pokok. Tetap jauh dari penolakan rasionalitas dan pencegahan kemajuan, kemampuan ilmu pengetahuan diantara untuk mengkritisi dan membenarkan itu sendiri, adalah alasan lain untuk menjadi yakin bahwa ia rasional, keberanian membangkitkan pengetahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar