[ CATATAN: Semoga terjemahan bebas buku philosophy of science berikut dapat menjadi salah satu referensi yang bermanfaat dalam memahami buku tersebut dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. ]
Kesimpulan
Penulis menganjurkan dengan kuat bahwa pandangan
optimistis mengenai metode ilmiah adalah salah. Tidak ada metode unik yang
mencirikan ilmu pengetahuan, menjelaskan kesuksesan, dan secara umum dapat
diaplikasikan. Sejauh ini ada metode produksi pengetahuan di dalam ilmu
pengetahuan, dan ada banyak dari mereka, mereka cenderung spesifik dalam
aplikasinya dan ditemukan a posteriori.
Lebih lanjut, jika kita berpikir metode-metode
sebagaimana dijelaskan pada chapter 7,
sebagai yang dapat diandalkan atau dimungkinkan dapat diandalkan dalam proses
pembentukan kepercayaan, metode-metode tersebut ditambahkan dengan aturan,
prinsip, sikap perilaku, preferensi, dan nilai yang mana meski tidak bisa disebut
sebagai metode, namun demikian memberikan kita petunjuk dan menolong secara
langsung terhadap formasi kepercayaan. Pada sisi lain, tes litmus secara jelas
suatu metode yang mana, sebagaimana terjadi, adalah dapat diandalkan untuk
tujuan tersebut. Di sisi lainnya, kita memiliki preferensi-preferensi seperti
preferensi untuk kuantitatif diatas secara murni teori kualitatif. Hal ini bukan
merupakan suatu metode atau proses dari pembentukan kepercayaan, tetapi secara
jelas ia ikut berkontribusi dalam pembentukan kepercayaan. Perlu menambahkan
bahwa meski preferensi ini adalah satu nilai yang mana kesatuan yang ditemukan
adalah a posteriori. Kita dapat
memiliki suatu dunia yang dapat dimiliki yang mana hukum adalah kualitatif:
sebagaimana terjadi kita tidak, dan ini adalah sesuatu yang kita harus temukan.
Penulis menduga bahwa pandangan optimistis, atau
sesuatu seperti itu, adalah bagian yang mengendarai permasalahan Hume. Jika
satu berpikir ada suatu metode ilmiah yan unik, lalu jika satu ditanya apa yang
dapat membenarkan penggunaan metode ini, permasalahan Hume segera akan muncul.
Tetapi jika satu meliputi suatu aturan yang luas dari metode dan prinsip yang
mana mereka dengan sendirinya dibenarkan atau ditemukan oleh metode lain, maka
permasalahan Hume, tidak dieliminasi, adalah kurang mendesak. Penulis
menganjurkan secara kuat pada chapter 5
bahwa cara di dalam permasalahan Hume secara tipekalnya adalah suatu yang salah
arah, di dalamnya ia mensugesti bahwa ada beberapa prosedur penarikan
kesimpulan tunggal atau induksi yang berhak mendapatkan pembenaran. Secara
bersamaan, di dalam chapter ini,
Penulis menganjurkan secara kuat bahwa tidak ada metode ilmiah. Dua ide ini
berkontribusi pada satu tesis umum di dalam buku ini, bahwa adalah kesalahan
untuk mencoba dan menemukan model dari penjelasan, induksi, konfirmasi dan
lainnya. Pendekatan kita pada hal-hal
ini harus, di dalam prinsip jika tidak di dalam praktek, holistik. Hal ini
mengikuti dari fakta bahwa konsep hukum kita adalah holistik.
Paling dekat kita dapat memiliki deskripsi, jika tidak
suatu model, dari penarikan kesimpulan induktif adalah inference to the best explanation. Proposal umum menghormati apa
yang prinsip-prinsip pilihan teori harus (Lakatos dan Newton Smith) dapat
dilihat sebagai manifestasi dari inference
to the best explanation, dimana banyak dari apa yang Kuhn katakan benar-benar terjadi dapat diinterpretasikan dengan cara yang sama. Klaim ini
tidak mengurangi dari paragraf sebelumnya. Inference
to the best explanation itu sendiri
adalah sesuatu yang holistik. Aplikasi aktual apapun dari Inference
to the best explanation akan membutuhkan pengalaman dan pengetahuan di
dalam pembentukan kemungkinan penjelasan yang sesuai. Mereka juga akan
dibutuhkan dalam memutuskan apa yang terbaik dalam persaingan penjelasan.
Inference to the
best explanation harus menjadi holistik karena konsep
kita mengenai hukum adalah holistik. Hal ini mengapa kita tidak bisa mengira
untuk memiliki model dari penjelasan (explanation)
dan konfirmasi (confirmation).
Mengetahui apa itu hukum dan apa fakta yang mereka jelaskan secara bersamaan.
Pada satu waktu kita hanya dapat melihat beberapa fakta dan hanya beberapanya
merupakan contoh dari hukum alam. Teori-teori terbaik kita adalah suatu
usaha/percobaan untuk mencocokan fakta-fakta ini ke dalam pola yang terbaik
merefleksikan apa yang yang kita kira suatu hukum - menentukan dunia seperti
apa. Tetapi tidak ada satu yang dapat melihat pada keseluruhan fakta yang kita
ketahui dalam maksud untuk mengatur/menyusun mereka. Terlepas dari menjadi
suatu tugas herculean, selalu tidak
mungkin untuk tahu apa yang kita tahu. Di dalam praktek, kita harus memulai
dari dimana yang lainnya bersikap. Tetapi kita tidak disalahkan banyak untuk
berharap bahwa mereka memiliki hal-hal yang benar. Kesuksesan mereka
mempengaruhi kita untuk berpikir bahwa mereka memiliki, tetapi kegagalan
kemajuan dalam menghadapi anomalies
dapat memaksa para ilmuwan jenius untuk mengambil sesuatu lebih luas, pandangan
yang lebih daripada apa yang sampai dengan sekarang mungkin. Suatu revolusi
mungkin terjadi sebagai kemunduran ilmu pengetahuan dan memformulasikan ulang
beberapa doktrin pokok. Tetap jauh dari penolakan rasionalitas dan pencegahan
kemajuan, kemampuan ilmu pengetahuan diantara untuk mengkritisi dan membenarkan
itu sendiri, adalah alasan lain untuk menjadi yakin bahwa ia rasional,
keberanian membangkitkan pengetahuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar