[ CATATAN: Semoga terjemahan bebas buku philosophy of science berikut dapat menjadi salah satu referensi yang bermanfaat dalam memahami buku
tersebut dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya ]
Buku Philosophy of
Science yang ditulis oleh Alexander
Bird terdiri dari 2 (dua) bagian yakni Representation
(gambaran) dan Reason (alasan).
Science merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang khas, berbeda dari ilmu pengetahuan lainnya (non-science). Science membahas mengenai suatu ciptaan berdasarkan Teori Ilmiah.
Adapun William R.Overton mendefinisikan Teori Ilmiah dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
a)
It is
guided by natural law (didasarkan pada hukum alam)
b)
It
has to be explanatory by reference to natural law (dapat dijelaskan dengan
referensi terkait hukum alam)
c)
It
is testable against the empirical world (dapat diuji berdasarkan dunia nyata)
d)
Its
conclusion are tentative, i.e. are not necessarily the final word (kesimpulan
tentatif)
e)
It
is falsifiable (dapat diverifikasi)
Dalam melakukan pendekatan terhadap Science (ilmu pengetahuan), dikenal adanya induksi. Induksi
merupakan suatu istilah guna menjelaskan (memberi alasan) untuk membedakan natural sciences (fenomena alam) berupa
ilmu kimia, meterologi, dan geologi dari subjek matematika seperti aljabar,
geometri dan lainnya. Dalam menjelaskan pengetahuan tersebut diperlukan
argumen-argumen yang sesuai. Terdapat 2 (dua) jenis argumen yakni argumen deduktif
dan non-deduktif (induktif).
Adanya argumen
induktif membawa kita pada permasalahan mengenai dapatkah argumen induktif memberikan pengetahuan? Hal ini dijelaskan pertama kali oleh David
Hume yang membahas mengenai causastion (sebab)
dan induction (induksi). Hume dalam hal ini membantah pendapat yang
menyatakan bahwa kesimpulan dari argumen induktif tidak dapat membawa kita pada
suatu ilmu pengetahuan. Dalam argumen induktif dimungkinkan secara logis bahwa
kesimpulan yang didapatkan adalah salah meskipun premis-premisnya benar,
sehingga sulit untuk menyatakan bahwa justifikasinya adalah benar Dalam hal ini Hume berpendapat bahwa agar
suatu argumen induktif dapat memiliki justifikasi kesimpulan yang cenderung
benar maka diperlukan adanya pengalaman terhadap keseragaman premis-premis yang
diasumsikan ada/terjadi. Jika tidak, maka argumen tersebut tentu tidak dapat
membawa kita pada suatu pengetahuan.
Permasalahan mengenai induksi ini juga ditemukan oleh
Nelson Goodman. Hal sebagaimana dijelaskan Hume, menurut Goodman merupakan
sesuatu yang terlalu liberal, artinya terlalu banyak premis-premis kemungkinan
yang belum tentu masuk akal.
Untuk dapat menyatakan sesuatu bersifat Science (scientific atau ilmiah) maka, berdasarkan definisi Overton
sebelumnya, dapat disimpulkan 2 (dua) kriteria Science
(Ilmu Pengetahuan) yakni terkait subject matter (hal subjek) dan attitude and approach towards the
scientific theory (pendekatannya).
Kedua hal tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam dua pembagian isi buku yakni Representations dan Reason.
Tujuan dari Sains adalah untuk menyediakan suatu gambaran
akurat mengenai dunia, yakni mengenai apakah sesuatu itu, bagaimana mereka
berinteraksi, apa yang menjelaskan apa, dan lainnya. Hal inilah yang akan
dijelaskan dalam bagian Representation (gambaran). Selanjutnya, pertanyaan mengenai
seberapa jauh alasan-alasan ilmiah dapat memberitahukan kita mengenai dunia
dijelaskan pada bagian Reason (alasan). Adapun
Bagian Representation terdiri atas 4 bab yakni (1) Laws of nature ; (2) Explanation: (3) Natural Kinds: (4) Realism,
sementara bagian Reason terdiri atas 4 bab yakni (1) Inductive skepticism; (2) Probability
and scientific inference ; (3)
Inductive knowledge dan (4) Method
and Progress.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar