Jumat, 10 April 2020

Philosophy of Science (Bagian 1 dari 4)



[ CATATAN: Semoga terjemahan bebas buku philosophy of science berikut dapat menjadi salah satu referensi yang bermanfaat dalam memahami buku tersebut dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya ]

Buku Philosophy of Science  yang ditulis oleh Alexander Bird terdiri dari 2 (dua) bagian yakni Representation (gambaran) dan Reason (alasan).
Science merupakan suatu ilmu pengetahuan yang khas, berbeda dari ilmu pengetahuan lainnya (non-science). Science membahas mengenai suatu ciptaan berdasarkan Teori Ilmiah. Adapun William R.Overton mendefinisikan Teori Ilmiah dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a)      It is guided by natural law (didasarkan pada hukum alam)
b)      It has to be explanatory by reference to natural law (dapat dijelaskan dengan referensi terkait hukum alam)
c)      It is testable against the empirical world (dapat diuji berdasarkan dunia nyata)
d)      Its conclusion are tentative, i.e. are not necessarily the final word (kesimpulan tentatif)
e)      It is falsifiable (dapat diverifikasi)
Dalam melakukan pendekatan terhadap Science (ilmu pengetahuan), dikenal adanya induksi. Induksi merupakan suatu istilah guna menjelaskan (memberi alasan) untuk membedakan natural sciences (fenomena alam) berupa ilmu kimia, meterologi, dan geologi dari subjek matematika seperti aljabar, geometri dan lainnya. Dalam menjelaskan pengetahuan tersebut diperlukan argumen-argumen yang sesuai. Terdapat 2 (dua) jenis argumen yakni argumen deduktif dan non-deduktif (induktif).
Adanya argumen  induktif membawa kita pada permasalahan mengenai dapatkah argumen induktif memberikan pengetahuan? Hal ini dijelaskan pertama kali oleh David Hume yang membahas mengenai causastion (sebab) dan induction (induksi).  Hume dalam hal ini membantah pendapat yang menyatakan bahwa kesimpulan dari argumen induktif tidak dapat membawa kita pada suatu ilmu pengetahuan. Dalam argumen induktif dimungkinkan secara logis bahwa kesimpulan yang didapatkan adalah salah meskipun premis-premisnya benar, sehingga sulit untuk menyatakan bahwa justifikasinya adalah benar  Dalam hal ini Hume berpendapat bahwa agar suatu argumen induktif dapat memiliki justifikasi kesimpulan yang cenderung benar maka diperlukan adanya pengalaman terhadap keseragaman premis-premis yang diasumsikan ada/terjadi. Jika tidak, maka argumen tersebut tentu tidak dapat membawa kita pada suatu pengetahuan.
Permasalahan mengenai induksi ini juga ditemukan oleh Nelson Goodman. Hal sebagaimana dijelaskan Hume, menurut Goodman merupakan sesuatu yang terlalu liberal, artinya terlalu banyak premis-premis kemungkinan yang belum tentu masuk akal.
Untuk dapat menyatakan sesuatu bersifat Science (scientific atau ilmiah) maka, berdasarkan definisi Overton sebelumnya, dapat disimpulkan 2 (dua) kriteria Science (Ilmu Pengetahuan) yakni  terkait subject matter (hal subjek) dan attitude and approach towards the scientific theory (pendekatannya). Kedua hal tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam dua pembagian isi buku yakni Representations dan Reason.
Tujuan dari Sains adalah untuk menyediakan suatu gambaran akurat mengenai dunia, yakni mengenai apakah sesuatu itu, bagaimana mereka berinteraksi, apa yang menjelaskan apa, dan lainnya. Hal inilah yang akan dijelaskan dalam bagian Representation (gambaran). Selanjutnya, pertanyaan mengenai seberapa jauh alasan-alasan ilmiah dapat memberitahukan kita mengenai dunia dijelaskan pada bagian Reason (alasan). Adapun Bagian Representation terdiri atas 4 bab yakni (1) Laws of nature ; (2) Explanation: (3) Natural Kinds: (4) Realism, sementara bagian Reason terdiri atas 4 bab yakni (1) Inductive skepticism; (2) Probability and scientific inference ; (3) Inductive knowledge dan (4) Method and Progress.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar