PERBANDINGAN LEMBAGA ARBITRASE DI ASEAN
(INDONESIA, VIETNAM DAN FILIPINA)
8 Desember 2014
The Association of Southeast Asian Nations atau
ASEAN [1]
berdiri pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand dengan ditandai dengan
ditandatanganinya ASEAN Declaration (Bangkok
Declaration) oleh Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapore and Thailand.
Adapun Brunei Darussalam baru bergabung pada 7 Januari 1984, Vietnam pada 28
Juli 1995, Lao PDR dan Myanmar pada 23 Juli 1997, dan Cambodia pada 30 April
1999.
Country
|
ADR Law
|
ADR Institution
|
Brunei Darussalam
|
Arbitration Act (Chapter 173, Rev.
1999)
|
Arbitration Association of Brunei Darussalam
PO BOX 354 BS 8670 Bandar Seri Begawan Brunei Darussalam Tel: +673 2 423 871 Fax: +673 2 423 870 |
Indonesia
|
Arbitration And
Dispute Resolution Act (Law No. 30 of 1999)
|
|
Malaysia
|
||
Philippines
|
||
Singapore
|
Arbitration Act
(Chapter 10) (as at 17 Sept 2014)
International
Arbitration Act(Chapter 143A) (as at 17 Sept 2014)
|
|
Thailand
|
Thai Arbitration Institute (TAI)
5th Floor Criminal Court Building Ratchadapisek Road Bangkok, Thailand Tel: +66 2512 8425 / 2512 8429 / 2512 8433 Fax: +66 2512 8436 |
|
Vietnam
|
Dalam hal berkembang pemberlakuan hukum islam
(sharia) di beberapa negara di ASEAN maka dikenal pula adanya Badan Arbitrase
Syariah Nasional (Indonesia) dan Islamic Arbitration (Malaysia). Adapun pada
makalah ini akan dibahas mengenai perbandingan antara Badan Arbitrase Nasional
Indonesia atau BANI (Indonesia), Philippines Dispute Resolution Center Inca tau
PDRCI (Filipina), dan Vietnam International Arbitration Centre atau VIAC
(Vietnam)
1.
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)
Undang-Undang No.30 tahun 1999
tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (UU Arbitrase) mengatur
mengenai lembaga arbitrase dan arbitrase ad-hoc sebagai alternatif penyelesain
sengketa melalui arbitase. Adapun salah satu lembaga arbitase yang dimaksud
adalah BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia). Lebih lanjut mengenai dasar
hukum pelaksanaan arbitrase di BANI terdapat pada Peraturan Prosedur Arbitrase
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Berikut adalah penjelasan lebih
rinci mengenai BANI :
1.1 Informasi Umum BANI

BANI merupakan lembaga independen yang
memberikan jasa beragam yang berhubungan dengan arbitrase, mediasi dan
bentuk-bentuk lain dari penyelesaian sengketa di luar pengadilan. BANI
didirikan pada tahun 1977 atas prakarsa Prof Soebekti S.H. dan Haryono
Tjitrosoebono S.H. dan Prof Dr. Priyatna Abdurrasyid. BANI dikelola dan diawasi
oleh Dewan Pengurus dan Dewan Penasehat yang terdiri dari tokoh-tokoh
masyarakat dan sektor bisnis. Pada
saat ini BANI memiliki lebih dari 100, yakni 74 Arbiter Indonesia dan 46
Arbiter Asing dengan berlatar belakang berbagai profesi[4]. BANI berkedudukan di Jakarta dengan
perwakilan di beberapa kota di Indonesia yakni di Surabaya, Bandung, Pontianak,
Denpasar, Palembang, Medan, Batam dan Jambi. Dalam memberikan dukungan
kelembagaan yang diperlukan untuk bertindak secara otonomi dan independen dalam
penegakan hukum dan keadilan, BANI telah mengembangkan aturan dan tata cara
sendiri, termasuk batasan waktu di mana Majelis Arbitrase harus memberikan
putusan. Aturan ini dipergunakan dalam arbitrase domestik dan
internasional yang dilaksanakan di Indonesia, yang dikenal dengan nama Peraturan Prosedur Arbitrase.
Di Indonesia minat untuk
menyelesaikan sengketa melalui arbitrase mulai meningkat sejak diundangkannya
UU Arbitrase. Perkembangan ini sejalan
dengan arah globalisasi, di mana penyelesaian sengketa di luar pengadilan telah
menjadi pilihan pelaku bisnis untuk menyelesaikan sengketa bisnis mereka.
Selain karakteristik cepat, efisien dan tuntas, arbitrase menganut
prinsip win-win solution, dan tidak bertele-tele karena tidak ada
lembaga banding dan kasasi. Biaya arbitrase juga lebih terukur, karena
prosesnya lebih cepat. Keunggulan lain arbitrase adalah putusannya yang serta
merta (final) dan mengikat (binding), selain sifatnya yang
rahasia (confidential) di mana proses persidangan dan putusan arbitrase
tidak dipublikasikan. Berdasarkan asas timbal balik putusan-putusan
arbitrase asing yang melibatkan perusahaan asing dapat dilaksanakan di
Indonesia, demikian pula putusan arbitrase Indonesia yang melibatkan perusahaan
asing akan dapat dilaksanakan di luar negeri. Adapun BANI telah mengadakan
kerjasama dengan lembaga-lembaga arbitrase di beberapa negara yakni[5] :
• The Japan Commercial Arbitration
Association;
• The Netherlands Arbitration
Institute;
• The Korean Commercial Arbitration
Board;
• Australian Centre for International
Commercial Arbitration;
• The Philippines Dispute Resolution
Centre;
• Hong Kong International Arbitration
Centre;
• The Foundation for International
Commercial Arbitration and Alternative Dispute Resolution (SICA-FICA).
Pengaturan
Arbitrase di BANI terdapat pada Peraturan
Prosedur Arbitrase BANI[6]. Adapun Peraturan Prosedur
Arbitrase terdiri atas 39 pasal dan 6 BABPeraturan Prosedur tersebut dapat pula
disimpangi atau diatur lain oleh para pihak sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selanjutnya,
dasar pelaksanaan arbitrase di BANI adalah kesepakatan tertulis para pihak yang
bersengketa untuk menyelesaikan permasalahan mereka di BANI dan atau
menggunakan Peraturan Prosedur BANI. Sebagai konsekuensinya
maka terdapat pengenyampingan atau peniadaan proses pemerikasaan perkara
melalui Pengadilan Nigeria, pun nantinya putusan yang diambil oleh Majelis
Arbitrase berdasarkan Peraturan Prosedur BANI. Adapun
hal-hal yang didefinisikan pada Peraturan
Prosedur Arbitrase BANI adalah : Majelis Arbitrase BANI atau Majelis; Putusan;
BANI; Dewan; Ketua (Ketua BANI); Pemohon ; Termohon; Para Pihak (Pemohon dan
Termohon); Peraturan Prosedur; Sekretariat; Sekretaris Majelis; dan Tulisan.
Dalam
hal semua pengajuan komunikasi tertulis yang
akan disampaikan setiap pihak, bersamaan dengan setiap dan seluruh dokumen
lampirannya, harus diserahkan kepada Sekretariat BANI untuk didaftarkan
dengan jumlah salinan yang cukup untuk memungkinkan BANI memberikan satu
salinan kepada masing-masing pihak, arbiter yang bersangkutan dan untuk
disimpan di Sekretariat BANI. Adapun Setiap pemberitahuan yang perlu
disampaikan berdasarkan Peraturan Prosedur ini, kecuali Majelis
menginstruksikan lain, harus disampaikan langsung, melalui kurir,
faksimili atau e-mail dan dianggap berlaku pada tanggal diterima atau apabila
tanggal penerimaan tidak dapat ditentukan, pada hari setelah penyampaian
dimaksud.
Tidak
diperbolehkan berkomunikasi dengan Majelis Arbitrase bila Majelis telah
dibentuk, kecuali (i) dihadiri juga oleh atau
disertai pihak lainnya dalam hal berlangsung komunikasi lisan; (ii) disertai
suatu salinan yang secara bersamaan dikirimkan ke para pihak atau pihak-pihak
lainnya dan kepada Sekretariat (dalam hal komunikasi tertulis).
2.
Philippines Dispute Resolution Center Inc
(PDRCI)
Peraturan mengenai
arbitrase di Filipina terdapat pada Alternative Dispute Resolution (ADR) Act of
2004 (R.A. 9285), PDRCI – New Arbitration Rules, dan Special Rules of Court for
ADR.
2.1 Infromasi Umum
|
PDRCI merupakan organisasi non-profit
yang didirikan pada tahun 1996 dari Komite Arbitrase
Filipina Kamar Dagang dan Industri untuk
tujuan mempromosikan dan mendorong penggunaan arbitrase sebagai modus alternatif
penyelesaian sengketa transaksi komersial dan menyediakan layanan penyelesaian sengketa kepada komunitas
bisnis. Keanggotaannya terdiri
dari pengacara terkemuka, anggota kehakiman, akademisi, arbiter, bankir, dan
pengusaha.
PDRCI telah memperluas ruang lingkup misi advokasi arbitrase. Ini mengelola arbitrase dalam bidang khusus, seperti maritim, perbankan, asuransi, sekuritas, dan sengketa kekayaan intelektual.
Dengan globalisasi perdagangan, PDRCI telah ditempa perjanjian kerjasama dengan pusat arbitrase asing seperti Korea Commercial Arbitration Dewan, Dewan India Arbitrase dan theSingapore International Arbitration Center. Hal ini juga jaringan dengan berbagai komite dari International Chamber of Commerce, di antaranya adalah Mahkamah Internasional Arbitrase. Fungsi - Kegiatan – Jasa. PDRCI menawarkan layanan penyelesaian sengketa berikut:
PDRCI telah memperluas ruang lingkup misi advokasi arbitrase. Ini mengelola arbitrase dalam bidang khusus, seperti maritim, perbankan, asuransi, sekuritas, dan sengketa kekayaan intelektual.
Dengan globalisasi perdagangan, PDRCI telah ditempa perjanjian kerjasama dengan pusat arbitrase asing seperti Korea Commercial Arbitration Dewan, Dewan India Arbitrase dan theSingapore International Arbitration Center. Hal ini juga jaringan dengan berbagai komite dari International Chamber of Commerce, di antaranya adalah Mahkamah Internasional Arbitrase. Fungsi - Kegiatan – Jasa. PDRCI menawarkan layanan penyelesaian sengketa berikut:
-
Administrasi arbitrase
komersial dan mediasi;
-
Pengangkatan arbiter dan mediator
-
Organisasi seminar tentang arbitrase komersial
-
Pemberian pelatihan dan akreditasi;
-
Jaringan dengan berbagai pusat arbitrase internasional;
-
layanan Referral; dan
-
Informasi tentang perjanjian arbitrase, aturan dan hukum
arbitrase dan praktek.
PDRCI memiliki sistem
untuk akreditasi arbiter dan mediator. Ia memelihara panel arbiter lokal dan
panel arbiter asing.
PDRCI telah aktif terlibat dalam penyebaran informasi tentang hal-hal legislatif mengenai arbitrase, hukum perdagangan dan perdagangan.
PDRCI telah aktif terlibat dalam penyebaran informasi tentang hal-hal legislatif mengenai arbitrase, hukum perdagangan dan perdagangan.
PDRCI terletak di 3rd Floor, Commerce and Industry Plaza (PCCI
Building) 1030 Campus Avenue cor. Park Avenue, McKinley Town Center, Fort
Bonifacio, Taguig City . Adapun kontaknya yang dapat dihubungi adalah
telephone: 555-0798, Fax: 822-4102 Email: secretariat@pdrci.org. Adapun peraturan arbitrase yang dikeluarkan
oleh PDRCI Terdiri atas 41 Articles. IV Section.
3.
Vietnam International Arbitration Centre (VIAC)

Vietnam International Arbitration Centre di The Vietnam Chamber of Commerce and Industry (the "VIAC")
didirikan berdasarkan Keputusan Nomor 204 / TTg tanggal 28 April 1993 yang
dikeluarkan oleh Perdana Menteri Republik Sosialis Vietnam pada dasar penggabungan
Perdagangan Komite Arbitrase Asing (didirikan 1963) dan Komite Arbitrase
Maritim (didirikan 1964). The VIAC memiliki yurisdiksi atas sengketa yang
timbul dari kegiatan komersial di kalangan bisnis.
Sebagai lembaga penyelenggara arbitrase, VIAC berkomitmen untuk menyelesaikan ketidakberpihakan dan transparansi dalam semua yang dilakukannya.
Sebagai lembaga penyelenggara arbitrase, VIAC berkomitmen untuk menyelesaikan ketidakberpihakan dan transparansi dalam semua yang dilakukannya.
Peraturan Arbitrase dari Vietnam International
Arbitration Centre di Vietnam Kamar Dagang dan Industri terdapat pada Rules Of Arbitration (Inforce as
form 1 January 2012) yang berlaku untuk resolusi semua perselisihan yang
timbul dari kegiatan komersial, di mana:
-
Para pihak setuju untuk memilih Vietnam International
Arbitration Centre dan / atau Peraturan yang Arbitrase untuk menyelesaikan
sengketa tersebut; atau
-
Para pihak setuju untuk
memilih Vietnam International Arbitration Centre untuk menyelesaikan sengketa,
tetapi gagal untuk memilih aturan lain arbitrase
Adapun arbitrase
perselisihan yang melibatkan unsur asing, para pihak bebas untuk menyetujui
bahasa yang akan digunakan dalam proses arbitrase. Dengan tidak adanya
perjanjian dengan pihak yang berlaku, bahasa harus Vietnam. Para pihak mungkin
memerlukan Pusat untuk memberikan interpreter (s) dan harus membayar biaya
tersebut.
Kantor pusat VIAC terletak di No.9 Dao Duy Anh Street, Dong Da
District, Hanoi, Vietnam (Phone: 84.4.3574 4001, Fax: 84.4.3574 3001, Email: info@viac.org.vn) sementara kantor cabang nya terletak di Ho
Chi Minh City Branch, 171 Vo Thi Sau Street, District 3, Ho Chi Minh City,
Vietnam (Phone: 84.8. 3932 1632, Fax: 84.8. 39320119). Adapun VIAC berada pada
The Vietnam Chamber of Commerce and Industry. Adapun Rules Of Arbitratioan Of
VIAC yang berlaku sejak 1 Januari 2012 terdiri atas 35 Articles. Adapun sengketa
yang lazim timbul adalah sebagaimana grafik berikut[7]
:

The Vietnam International Arbitration Centre (" VIAC ")
sedang mengembangkan serta alternatif untuk arbitrase di pusat-pusat regional dan internasional
yang lebih mapan". Di Vietnam saat ini tengah terjadi peningkatan arus modal
investasi dari perusahaan asing, dan perusahaan-perusahaan Vietnam telah
menjadi lebih aktif dalam perdagangan internasional, karena negara itu
bergabung dengan WTO pada tahun 2007. Namun, lebih transaksi dan kontrak
berarti kemungkinan lebih tinggi sengketa transaksi dan kontrak. Untuk
mengimbangi perubahan ini, pemerintah Vietnam telah melakukan upaya besar untuk
memperbaiki kerangka hukum secara umum dan undang-undang untuk penyelesaian
sengketa pada khususnya.
Hukum Vietnam memberikan tiga bentuk penyelesaian sengketa: (a) konsiliasi; (b) litigasi atau pengadilan pemukiman; dan (c) arbitrase. Proses yang terpisah berlaku untuk setiap form Arbitrasi. Meskipun undang-undang untuk arbitrase di Vietnam telah meningkat secara signifikan, pemilihan dan penggunaan arbitrase sebagai forum penyelesaian sengketa tetap jarang di antara badan usaha. Pengoperasian pusat arbitrase komersial juga cukup moderat. Undang-undang utama untuk arbitrase adalah Ordonansi tentang Arbitrase Komersial, tanggal 25 Februari 2003, yang mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2003. perselisihan komersial dapat diselesaikan oleh pengadilan arbitrase yang dibentuk oleh pusat arbitrase atau dibentuk oleh para pihak (arbitrase ad hoc ).
Hukum Vietnam memberikan tiga bentuk penyelesaian sengketa: (a) konsiliasi; (b) litigasi atau pengadilan pemukiman; dan (c) arbitrase. Proses yang terpisah berlaku untuk setiap form Arbitrasi. Meskipun undang-undang untuk arbitrase di Vietnam telah meningkat secara signifikan, pemilihan dan penggunaan arbitrase sebagai forum penyelesaian sengketa tetap jarang di antara badan usaha. Pengoperasian pusat arbitrase komersial juga cukup moderat. Undang-undang utama untuk arbitrase adalah Ordonansi tentang Arbitrase Komersial, tanggal 25 Februari 2003, yang mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2003. perselisihan komersial dapat diselesaikan oleh pengadilan arbitrase yang dibentuk oleh pusat arbitrase atau dibentuk oleh para pihak (arbitrase ad hoc ).
Vietnam International Arbitration Centre (VIAC), yang
melekat pada lembaga semi-pemerintah Vietnam Chamber Perindustrian dan
Perdagangan (VCCI), adalah pusat arbitrase yang paling populer di Vietnam. The
Pacific International Arbitration Centre (Piac), yang didirikan oleh sekelompok
pengacara berpengalaman di tahun 2006, juga cukup aktif. Menurut hukum Vietnam, seperti Undang-Undang Investasi
2005, pihak transaksi yang melibatkan unsur asing dapat memilih arbitrase asing
untuk penyelesaian sengketa yang timbul dari transaksi. BPK menetapkan
peraturan khusus untuk pengakuan dan penegakan penghargaan arbitrase asing.
Pada tahun 1995, Vietnam meratifikasi 1958 New York Konvensi Pengakuan dan
Penegakan Putusan Arbitrase Asing.[8]
DAFTAR PUSTAKA
ASEAN Organization.
“About ASEAN” http://www.asean.org/asean/about-asean/overview.
Diakses pada September 2014.
ASEAN Organization. Logo http://www.asean.org/communities/asean-economic-community.Diakses pada September 2014.
Asean Law Association. “ADR Laws
and Institutions” http://www.aseanlawassociation.org/links-arb.html.
Diakses pada September 2014.
BANI. “Kesepakatan BANI”,
http://www.bani-arb.org/bani_kesepakatan_ind.html. Diakses
pada September 2014
Asia Law Profile.
“Vietnam Litigation Guide” http://www.asialawprofiles.com/Guide/326/Vietnam-litigation-guide.html,. Diakses pada September 2014.
VIAC
Rules of Arbitration
PDRCI
Rules of Arbitration
Peraturan
Prosedur Arbitrase BANI
[1]ASEAN
Organization, “About ASEAN” http://www.asean.org/asean/about-asean/overview, diakses pada September
2014.
[2]ASEAN
Organization, Logo http://www.asean.org/communities/asean-economic-community, diakses pada September 2014.
[3]Asean
Law Association, “ADR Laws and Institutions” http://www.aseanlawassociation.org/links-arb.html, diakses pada September
2014
[4] BANI, “Arbiter” http://www.bani-arb.org/bani_arbiter_ind.html,
diakses pada September 2014.
[5]BANI,
“Kesepakatan BANI”, http://www.bani-arb.org/bani_kesepakatan_ind.html, diakses pada September 2014
[7] VIAC, “Dispute Graphic”
www.viac.org.vn, diakses pada September 2014.
[8] Asia Law Profile, “Vietnam Litigation Guide” http://www.asialawprofiles.com/Guide/326/Vietnam-litigation-guide.html, diakses
pada September 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar